Hymen Imporferata
Pengertian Hymen
Imporferata
Kelainan kongenital merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan
dan pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kongenital tidak diketahui
secara pasti, tetapi dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh
hormonal, lingkungan endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme,
pengaruh obat terogenik dan infeksi khususnya infeksi virus. Kelainan
kongenital yang tampak dari luar harus diketahui oleh bidan, kelainan ini yaitu
himen imperforata.
Himen adalah suatu membran tipis tidak utuh yang melingkari
orifisium vagina dan mempunyai satu atau beberapa lubang yang memungkinkan
keluarnya aliran darah menstruasi. Bentuk dan ukuran lubang himen bervariasi,
tetapi umumnya robek pada waktu koitus pertama. Himen yang “intak” dianggap suatu tanda
keperawanan, tetapi ini tidak dapat diandalkan karena beberapa kasus koitus
tidak berhasil menimbulkan robekan dan pada orang lain himen dapat robek akibat
manipulasi digital. (Manuaba,Ida Bagus Gde.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC)
Hymen Imperforata ialah selaput dara yang tidak menunjukan lubang
(Hiatus Himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang cukup
sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal sebelum menarche.
Sesudah itu molimina menstrualia dialami tiap bulan, tetapi darah haid tidak
keluar. Darah itu terkumpul di dalam vagina
dan menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol keluar (Hematokolpos).
Bila keadaan ini dibiarkan, maka uterus akan terisi juga dengan
darah haid dan akan membesar (Hematometra). (Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu
Kandungan. 2009. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.)
B.
Penyebab Terjadinya Hymen Imperforata
Selaput dara berasal dari tunas embrio vagina dari sinus urogenital.
Akibatnya, selaput dara adalah gabungan dari epitel vagina dan epitel dari
sinus urogenital sela oleh mesoderm. Setelah selaput dara menjadi berlubang
atau bentuk sebuah kanal pusat, membentuk komunikasi antara saluran vagina
bagian atas dan bagian depan vagina. Etiologis khusus untuk kegagalan untuk
menetapkan patensi tidak jelas. Penyebabnya mungkin berhubungan dengan
kegagalan apoptosis karena sinyal genetik dikirim, atau mungkin berkaitan
dengan lingkungan hormonal yang tidak pantas. Selain itu mungkin karena warisan
familial dalam generasi berturut-turut telah dijelaskan.
Kelainan kongenital himen imperforata secara pasti belum jelas, akan
tetapi beberapa peneliti ada yang menganggap karena adanya gangguan pada gen
autosomal resesif (Jones, 1972), gangguan pada transmitted sex-linked
autosommal dominant (Shohiv, 1978), adanya hormon antimullerian. Selain itu diduga
akibat produksi faktor regresi Mulleri yang tidak sesuai pada gonad embrio
wanita, tidak adanya atau kurangnya reseptor estrogen yang terbatas pada
saluran Muller bawah, terhentinya perkembangan saluran Muller oleh bahan
teratogenik.
Hong Kong. Emerg. Med.Journal.tahun 2009. Vol. 17/ edisi
5/ Halaman 371 – 373
Singapore Med Journal. Tahun :2009/ volume 50 / edisi
(7)/halaman :378-379
Hymen imperforata merupakan suatu malformasi kongenital tetapi dapat
juga terjadi akibat jaringan parut oklusif karena sebelumnya terjadi cedera
atau infeksi. Secara embriologi, hymen merupakan sambungan antara bulbus
sinovaginal dengan sinus urogenital, berbentuk membrane mukosa yang tipis.
Hymen berasal dari endoderm epitel sinus urogenital, dan bukan berasal dari
duktus mullerian. Hymen mengalami perforasi selama masa embrional untuk
mempertahankan hubungan antara lumen vagina dan vestibulum. Hymen merupakan
lipatan membrane irregular dengan berbagai jenis ketebalan yang menutupi
sebagian orifisium vagina, terletak mulai dari dinding bawah uretra sampai ke
fossa navikularis.
Hymen Imperforata terbentuk karena ada bagian yang persisten dari
membrane urogenital dan terjadi ketika mesoderm dari primitive streak yang
abnormal terbagi menjadi bagian urogenital dari membran cloacal. Hymen
Imperforata tanpa mukokolpos yang berasal dari jaringan fibrous dan jaringan
lunak antara labium minora sulit dibedakan dengan tidak adanya vagina. Aplasia
dan atresia vagina terjadi karena kegagalan perkembangan duktus mullerian,
sehingga vagina tidak terbentuk dan lubang vagina hanya berupa lekukan kloaka.
C.
Gejala Klinis Hymen imporferata
Sebagian kelainan ini tidak dikenali sebelum menarche, setelah itu
akan terjadi molimenia menstrualia (nyeri yang siklik tanpa haid), yang dialami
setiap bulan. Sesekali hymen imperforata ditemukan pada neonatus atau anak kecil.
Vagina terisi cairan (sekret) yang disebut hidrokolpos. Bila diketahui sebelum
pubertas, dan segera diberi penanganan asimptomatik, serta dilakukan
hymenektomi, maka dari vagina akan keluar cairan mukoid yang merupakan kumpulan
dari sekresi serviks.
Kebanyakan pasien datang berobat pada usia 12-15 tahun, dimana gejala
mulai tampak, tetapi menstruasi tidak terjadi. Darah menstruasi dari satu
siklus menstruasi pertama atau kedua yang terkumpul di vagina belum menyebabkan
peregangan vagina dan belum menimbulkan gejala.
Gambaran klinik himen imperforata merupakan manivestasi dari tidak
tersalurnya darah menstruasi sehingga terjadi timbunan yang dapat mencapai
ruangan abdomen. Gambaran klinik dapat dijumpai sebagai berikut :
Hematokolpos
-
Terjadi timbunan darah di
vagina
-
Himen berwarna kebiruan dan
menonjol karena timbunan darah
Hematometra
-
Timbunan di dalam rahim
-
Terasa sesak, tekan bagian
bawah,nyeri terutama saat menstruasi
-
Dapat diraba di atas sympisis
berupa tumor padat dan teraba nyeri
Hematosalping
-
Timbunan darah pada tuba
fallopi
-
Darah ini dapat mencapai
ruangan abdomen
(Scrock,Theodore.1995.Ilmu
bedah.Edisi 7.Jakarta: EGC)
Hymen Buldging
Darah yang terkumpul di dalam vagina
(hematokolpos) menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan menonjol (hymen
buldging) akibat meregangnya membran mukosa hymen. Keluhan yang timbul pada
pasien adalah rasa nyeri, kram pada perut selama menstruasi dan haid tidak
keluar.
Hematometra dan Hematokolpos
dengan ultrasonografi
Bila keadaan ini dibiarkan berlanjut
maka darah haid akan mengakibatkan over distensi vagina dan kanalis servikalis,
sehingga terjadi dilatasi dan darah haid akan mengisi kavum uteri(Hematometra).
Tekanan intra uterin mengakibatkan
darah dari kavum uteri juga dapat memasuki tubafallopi dan menyebabkan
hemotosalfing karena terbentuknya adhesi (perlengketan) pada fimbriae dan ujung
tuba, sehingga darah tidak masuk atau hanya sedikit yang dapat masuk ke kavum
peritoneum membentuk hematoperitoneum.
Gejala yang paling sering terjadi akibat over distensi vagina,
diantaranya rasa sakit perut bagian bawah, nyeri pelvis dan sakit di punggung
bagian belakang. Gangguan buang air kecil terjadi karena penekanan dari vagina
yang distensi ke uretra dan menghambat pengosongan kandung kemih. Rasa sakit
pada daerah supra pubik bersamaan dengan gangguan air kecil menimbulkan
disuria, urgensi, inkontinensia overflow, selain itu juga dapat disertai
penekanan pada rectum yang menimbulkan gangguan defekasi.
Gejala teraba massa di daerah supra pubik karena terjadinya
pembesaran uterus, hematometra, distensi kandung kemih, hematoperitoneum,
bahkan dapat terjadi iritasi menyebabkan peritonitis.
D.
Pemeriksaan
Untuk menegakkan diagnosis himen imperforata dilakukan beberapa
pemeriksaan penunjang. Penelitian di Hong Kong
dari periode 1999 sampai 2007 dilakukan review 23 kasus selaput dara
imperforata, untuk menekankan kemudahan membuat diagnosis selaput dara
imperforata dengan pemeriksaan alat kelamin rutin di masa kanak-kanak(Jason
Yen,2008). Pemeriksaaan dilakukan dengan
:
1.
Anamnesa yang menyeluruh
Tanyakan secara menyeluruh riwakyat
kesehatan keluarga. Keluhan yang paling sering ditemukan adalah amenorhoe
primer dan nyeri abdomen. Pasien mengalami masa pubertas dengan masa telarche
yang normal. Karena ovarium berfungsi secara normal, penderita mengalami
perubahan-perubahan pada tubuhnya sesuai dengan siklus menstruasi.
2.
Pemeriksaan
Fisik
a) Pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder normal dan timbulnya
setelah masa pubertas, sama seperti wanita normal lainnya. Tinggi badan normal.
b) Pemeriksaan dengan speculum.
c) Pada pemeriksaan colok dubur dapat ditentukan besar dan luas
gumpalan darah di alat kelamin dalam..
d) Menempatkan pasien dalam posisi lutut-dada bantu pemeriksaan fisik
pada kelompok usia anak. Memiliki berlutut pasien di meja pemeriksaan dengan
sikunya di meja dan wajahnya beristirahat di tangannya. Perlahan menyebar
pantat dan labia dan memiliki napas pasien atau pukulan. Jika pemeriksaan masih
sulit, obat penenang atau anestesi mungkin diperlukan.
3.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
laboratorium yang perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, dan urinalisa.
4.
Pemeriksaan
penunjang
a) USG
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis himen
imperforata dapat dilakukan pemeriksaan USG untuk menentukan ada dan luasnya
perdarahan di uterus, tuba, dan rongga perut.
b) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI dapat memberikan pencitraan yang terbaik dari
jaringan seperfisial dan jaringan yang lebih dalam. MRI dapat mengklarifikasi
hasil pemeriksaan USG mengenai cavum uterus, dan dapat memeriksa struktur
subperitoneal serta dapat mendeteksi adanya serviks uteri.
Chin Med Assoc
Journal:Tahun: 2007/volume70/edisi(12)/ halaman559-561.
Hong
Kong.Emerg. Med Journal.Tahun 2009/Vol. 17/edisi 5/hal 371 - 373
5.
Pemeriksaan Imaging
·
Foto abdomen (BNO-IVP), USG
abdomen serta MRI Abdominal dan pelvis dapat memberikan gambaran
imaging untuk uterovaginal anomali.
·
Dengan USG dapat segera
didiagnosis hematokolpos atau hematometrokolpos, Selain itu, transrectal
ultrasonography dalam membantu delineating complex anatomy.Apabila dengan USG
tidak jelas, diperlukan pemeriksaan MRI.
·
USG dan MRI sebagai pemeriksaan
penunjang untuk mengetahui apakah ada kongenital anomali traktus urinaria yang
menyertai.
6. Tindakan
Pembedahan
Apabila hymen
imperforata dijumpai sebelum pubertas, membran hymen dilakukan insisi/
hymenotomi dengan cara sederhana dengan melakukan insisi silang (gambar 1) atau dilakukan
pada posisi 2, 4, 8 dan 10 arah jarum jam disebut insisi stellate.
Pendapat lain mengatakan, bila dijumpai hymen imperforata pada anak
kecil/ balita tanpa menimbulkan gejala, maka keadaan diawasi sampai anak lebih
besar dan keadaan anatomi lebih jelas, dengan demikian dapat diketahui apakah
yang terjadi hymen imperforata atau aplasia vagina.
Pada insisi silang tidak dilakukan eksisi membrane hymen, sementara
pada insisistellate setelah insisi dilakukan eksisi pada kuadran hymen dan
pinggir mukosa hymendi aproksimasi dengan jahitan mempergunakan benang
delayed-absorbable. Tindakan insisi saja tanpa disertai eksisi dapat
mengakibatkan membrane hymen menyatu kembali dan obstruksi membrane hymen
terjadi kembali.
Untuk mencegah terjadinya jaringan parut dan stenosis yang
mengakibatkan dispareunia, eksisi jaringan jangan dilakukan terlalu dekat
dengan mukosa vagina. Setelah dilakukan insisi akan keluar darah berwarna merah tua
kehitaman yang kental. Sebaiknya posisi pasien dibaringkan dengan posisi fowler. Selama 2-3
hari darah tetap akan mengalir, disertai dengan pengecilan vagina dan uterus.
Selain itu, pemberian antibiotik profilaksis juga diperlukan.
Evaluasi vagina dan uterus perlu dilakukan sampai 4-6 minggu paska
pembedahan, bila uterus tidak mengecil, perlu dilakukan pemeriksaan inspeksi
dan dilatasi serviks untuk memastikan drainase uterus berjalan dengan lancar.
Bila hematokolpos belum keluar, instrumen intrauterine jangan dipergunakan
karena bahaya perforasi dapat terjadi akibat peregangan uterus yang berlebihan.
E.
Penatalaksanaan Hymen
imporferata
Dibuka secara bedah untuk memungkinkan drainase mukokolpos atau
hematokolpos atau kedua – duanya. Pada bayi dan anak – anak bagian sentral
selaputnya dieksisi. Pada anak yang lebih tua dengan darah menstruasi yang
tertahan, suatu bagian yang menyerupai baji dari pars posterior himen diambil.
Perlakuan klasik adalah selaput dara imperforata melalui hymenectomy bedah.
Yaitu dengan dilakukan sayatan berbentuk X,menghasilkan 4 sudut persimpangan
tiap sudut dijahit kearah luar(dasar himen). Pada saat dilakukan maka akan
keluarlah darah haid yang telah menumpuk sekian lama di rongga vagina dan
rahim.
Perdarahan, jaringan parut dan stenosis dari lubang vagina adalah
komplikasi utama dari prosedur ini. Teknik invasif yang kurang tersedia
termasuk penggunaan karbon dioksida lasers14 atau aplikasi Foley catheters15
tanpa merusak struktur selaput dara. Waktu yang optimal operasi didasarkan pada
gejala. Asimtomatik anak didiagnosis tanpa mucocele dapat diobati selama
pubertas sebelum perkembangan hematocolpos atau hematometra untuk mengurangi
risiko anestesi umum (Goldstein,2008).
Penanganan himen imperforata dengan hymenectomy harus dengan
perlindungan antibiotika, darah tua kental kehitam – hitaman keluar.
Penatalaksanaan himen imperforata dapat dibuat terbuka dengan hanya insisi
berbentuk bintang pada posisi jam 2,4,8, dan 10. Kemudian vagina didilatasi
secara digital. Luka ditutup dengan jahitan terputus hanya jika diperlukan
jahitan seperti ini harus diletakkan sagital. Jika pasien defisiensi estrogen
intrinsik, akan diperlukan terapi estriol tambahan (estriol 2-3 mg sehari untuk
1-2 minggu, yang menggunakan obat seperti Gynasan 1000mg, Bastian atau Ovestin
1 mg.
Sebaiknya sesudah tindakan penderita dibaringkan dalam letak fowler,
umunmya penderita tidak memerlukan rawat inap. Selama 2 – 3 hari darah tua
kental tetap akan mengalir disertai dengan pengecilan tumor – tumor tadi.
Sesekali pada himen impeforata ditemukan pada neonatus atau gadis kecil vagina
terisi oleh suatu cairan lendir (hidrokolpos). Apabila timbul tekanan – tekanan
dan disertai dengan radang sekunder, hendaknya himen dibuka dan dipasang drain.
Selayaknya diberi pula antibiotika. Bila atresia himenalis ditemukan pada gadis
kecil tanpa menimbulkan gejala – gejala, maka keadaan diawasi saja sampai anak
lebih besar dan situasi anatomi menjadi lebih jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar